kaltimcyber.com. Bupati Kutai Timur Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila: Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Masa Depan Bangsa – Bupati Kabupaten Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar di halaman Kantor Bupati Kutim. Upacara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Kutim, jajaran forkopimda, staf ahli, pimpinan perangkat daerah, serta Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Pemkab Kutim. Senin, (2/6/202).
Dalam sambutannya, Bupati Ardiansyah membacakan amanat dari Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila RI, menegaskan bahwa Hari Lahir Pancasila bukan sekadar mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga sebagai momen untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Pancasila bukan hanya dokumen historis atau teks normatif. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” ujarnya.
Bupati Ardiansyah mengajak semua pihak untuk merenungkan kembali bahwa Pancasila merupakan rumah besar bagi keberagaman Indonesia.
“Mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya, dan bahasa yang berbeda,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati menekankan pentingnya peringatan ini sebagai pengingat untuk membangun masa depan bangsa. “Untuk mewujudkannya, kita harus memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan,” imbuhnya.
Bupati juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu agenda yang paling fundamental adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia. Ia menegaskan bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah, dan kemajuan yang tidak berlandaskan nilai-nilai Pancasila dapat melahirkan ketimpangan.
“Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial,” jelas Bupati.
Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila semakin nyata. Bupati mengingatkan tentang penyebaran paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, dan disinformasi yang dapat mengancam kohesi sosial masyarakat.
“Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital,” pungkasnya.
Dengan semangat Pancasila, diharapkan semua pihak dapat bersinergi untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik dan berkeadilan. (05)
Post Views: 571