dr Novel : Menjaga Kelestarian Adat Budaya di Kutim Kewajiban Seluruh Elemen Masyarakat

oleh -149 Dilihat

SANGATTA- Menjaga kelestarian adat budaya yang ada di Kutai Timur (Kutim) menjadi kewajiban seluruh elemen masyarakat, karena kebudayaan memegang peranan penting dalam kemajuan serta menjadikan bagian dari investasi untuk membangun masa depan.

Hal itu di sampaikan Anggota DPRD Kutim dr Novel Tyty Paembonan usai menghadiri Pesta budaya bertajuk Bengen Lepek Majeu yang digelar oleh masyarakat Suku Dayak Kenyah, di Jalan Poros Sangatta-Bontang Kilometer 10 tepatnya di desa Rindang Benua, Kecamatan Sangatta Selatan pada Sabtu(27/05/2023.

“Harapan kita, masing-masing pihak baik pemerintah maupun kami di DPRD ikut peduli dan bertanggung jawab, mendorong agar budaya yang ada, khususnya di Kutim ini terus di lestarikan,” ujarnya.

Kepedulian yang maksud, Anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Kutim ini yakni, dengan memberikan dorongan untuk terus mengembangkan potensi kebudayaan yang ada, salah satunya dengan menggelar festival budaya yang di kemas secara baik. salah satunya pesta budaya Bengen Lepek Majeu oleh masyarakat suku Dayak Kenyah di desa rindang Benua.

“Dampingi mereka (masyarakat) untuk mengemas acara tersebut secara meriah dengan memberikan informasi yang seluas-luasnya (promosi) sehingga masyarakat yang datang bisa menikmati sajian tradisi adat budaya yang ada di Kutim, salah satunya Bengen Lepek Majeu oleh masyarakat di desa Rindanf Benua,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur (Dispar Kutim) Nurullah mengatakan, selain menjadi destinasi wisata budaya, Desa Rindang Benua di Kecamatan Sangatta Selatan, ternyata juga memiliki wisata alam berupa air terjun yang sangat indah dan masih terjaga keasrianya hingga saat ini.

“Namun, akses untuk menuju kesana, terutama infrastruktur jalan masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita untuk bisa segera di selesaikan bersama-sama,” ujarnya saat memberikan sambutan pada kegiatan pesta budaya bertajuk Bengen Lepek Majeu yang di gelar oleh masyarakat suku Dayak Kenyah di Jalan Poros Sangatta-Bontang KM 10, Kecamatan Sangatta Selatan, pada Sabtu (27/05/2023).

Sedangkan untuk wisata budaya yang ada di desa Rindang Benua, menurutnya, sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan adanya kegiatan budaya yang hingga saat ini terus di lestarikan, salah satunya pesta budaya Bengen Lepek Majeu atau dalam Bahasa Indonesia berarti pesta panen, yang di dipastikan akan berimbas pada peningkatan perekonomian di masyarakat.

“Kedepan kita akan desain yang lebih menarik lagi, salah satunya dengan menggelar festival, dan saya yakin akan banyak wisatawan hadir kesini (desa Rindang Benua),” ujarnya. (ADV/G-S08)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *