Dorong Hak Kesetaraan Berwisata, Siswa SLB Sangatta Bersama Komunitas SUKMA Kunjungi PESAT

oleh -158 Dilihat

SANGATTA – Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Sangatta Utara bersama komunitas Sunyi Bermakna (SUKMA) mengunjungi Peternakan Sapi Terpadu (PESAT) di Jalan Poros Kabo Sangatta Utara melalui program Tourism Introduction For Difabel (TIFOD), minggu (17/6/2023).

Kedatangan siswa SLB beserta fasilitator dan orang tua yang berjumlah 30 orang ini diterima oleh Senior Specialist Dept Community Empowerment PT KPC, Nugroho.

Ditempat itu, Arum Puspitaningtyas salah satu Guru SLB Negeri Sangatta Utara mengatakan program TIFOD ini merupakan kolaborasi Komunitas Sunyi Bermakna dan Handi Wijaya selaku Putra Wisata Kalimantan Timur 2023.

“Alasan diambil destinasi wisata ini karena, selain letaknya di Sangatta juga cocok dijadikan wisata edukasi, dengan berbagai jenis ternak sapi perah dan unggas,” ujar Arum sapaan akrabnya.

Program pengenalan wisata untuk difabel ini, lanjut Arum bertujuan untuk mendorong kesetaraan hak berwisata untuk teman-teman disabilitas yang selama ini sering terlupakan keberadaannya khususnya teman-teman tuli.

“Untuk menikmati kegiatan berwisata teman-teman Disabilitas membutuhkan dukungan berupa sarana dan prasarana yang memadai dan ramah disabilitas,” beber Arum yang juga sebagai anggota komunitas kelas isyarat SUKMA.

Dirinya menambahkan, program ini hadir untuk mengenalkan destinasi wisata melalui media bahasa isyarat untuk teman-teman tuli, sehingga mereka dapat mengetahui destinasi wisata yang mereka kunjungi.

“Kegiatan pertama kita mengunjungi Peternakan Ayam Kampung, lalu Melihat tempat pengeraman dan penetasan. Selanjutnya kami melanjutkan kegiatan dengan mengunjung peternakan sapi perah,” kata ia.

Dirinya mengaku sangat senang melihat peserta sangat antusias dan mencoba memberi pakan rumput untuk sapi. Dan, terakhir peserta diajak untuk melihat tempat pengolahan susu dan dijelaskan bagaimana pengolahan dan mesin yang digunakan.

Arum berharapa kegiatan ini bisa berlanjut kedepannya dan pemerintah, stakeholder serta masyarakat dapat berkolaborasi untuk mewujudkan destinasi wisata yang memenuhi aspek inklusivitas agar dapat diakses dengan mudah dan nyaman oleh para penyandang disabilitas.

“Kehadiran program ini menjadi bukti titik dimulainya pariwisata kabupaten Kutai timur yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan,” pungkasnya. (ADV/G-S02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *