Kaltimcyber.com. Yusri Yusuf Menegaskan Pentingnya Peningkatan Akses Listrik di Pedesaan – Cahaya di ujung terowongan kini kian nyata bagi warga desa-desa terpencil di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim). Program elektrifikasi yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Kutim mendapatkan dukungan penuh dari Anggota DPRD Kutim, Yusri Yusuf, yang menyebut inisiatif ini sebagai harapan besar bagi masyarakat yang telah lama hidup dalam kegelapan.
Dalam pernyataannya di Gedung DPRD Kutim pada Senin (19/8/2024), Yusri Yusuf menegaskan pentingnya akses listrik, terutama di Daerah Pemilihan (Dapil) II yang meliputi Kecamatan Sangatta Selatan, Bengalon, Rantau Pulung, dan Teluk Pandan.
Ia menggambarkan program elektrifikasi sebagai kebutuhan mendesak yang bukan hanya terkait dengan penerangan rumah, tetapi juga sebagai landasan penting untuk kemajuan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan di daerah tersebut.
“Ini adalah harapan besar bagi banyak orang yang kini menantikan kegelapan yang perlahan sirna digantikan oleh benderang lampu listrik,” ujar Yusri.
Lebih lanjut Yusri menekankan bahwa akses listrik merupakan elemen vital untuk mempercepat pembangunan di desa-desa yang selama ini terisolasi dari jaringan listrik PLN.
Program elektrifikasi yang dipimpin oleh Bupati Ardiansyah Sulaiman mencakup berbagai inisiatif, mulai dari penyediaan listrik bagi desa-desa terpencil, peningkatan infrastruktur listrik yang sudah ada, hingga pengembangan energi terbarukan.
Dari total 139 desa dan 2 kelurahan di Kutim, masih terdapat 33 desa yang belum teraliri listrik PLN. Namun, program ini terus menunjukkan progres positif, dengan beberapa desa seperti Bukit Permata dan Sekerat yang kini sudah menikmati aliran listrik stabil.
Ardiansyah Sulaiman berharap bahwa program ini tidak hanya berhasil di Kutim, tetapi juga bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. Dengan upaya berkelanjutan ini, Kutim berambisi untuk menjadi simbol perubahan, di mana seluruh desa di wilayahnya dapat menikmati listrik yang stabil, sehingga mendorong kesejahteraan dan kemajuan sosial bagi seluruh masyarakat.
Salah satu momen penting dalam perjalanan elektrifikasi di Kutim adalah peresmian listrik 24 jam di Desa Bukit Permata, Kecamatan Kaubun, dan Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon. Warga desa menyambut baik langkah ini, melihatnya sebagai awal dari banyak peluang baru untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Bupati Kutim menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan PT PLN akan terus diperkuat untuk memastikan aliran listrik yang merata dan stabil ke seluruh desa.
“Kami terus berupaya agar lebih banyak desa segera terhubung dengan jaringan listrik PLN 24 jam,” kata Ardiansyah optimis.
Saat ini, rasio desa berlistrik di Kutim mencapai 80,14 persen untuk desa yang sudah teraliri listrik PLN, dan 19,86 persen yang masih menggunakan sumber listrik non-PLN. Sementara itu, rasio elektrifikasi keseluruhan di Kutim mencapai 84 persen untuk PLN dan 15,99 persen untuk non-PLN. Meskipun demikian, tantangan besar masih ada, terutama di desa-desa yang sulit dijangkau oleh infrastruktur listrik konvensional.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa desa di Kutim telah mulai memanfaatkan energi baru terbarukan. Misalnya, Desa Tepian Terap di Kecamatan Sangkulirang telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dan Desa Pulau Miang serta Desa Sandaran telah mengadopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.
Program elektrifikasi ini, bagi banyak warga Kutim, bukan hanya soal mendapatkan akses listrik, tetapi merupakan langkah awal menuju kehidupan yang lebih baik, di mana lampu listrik menjadi simbol dari perubahan yang dinantikan. (adv/dprd/wa)
Post Views: 509