Kecamatan Muara Bengkal Juara I Lomba Cipta Menu B2SA Non Beras

oleh -232 Dilihat

SANGATTA – Kecamatan Muara Bengkal meraih juara I pada lomba Festival Pangan Lokal Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) non beras yang digelar Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bersama TP-PKK Kutim di Gedung Wanita Bukit Pelangi, kamis, (16/6/2022).

Dalam lomba ini yang bertindak sebagai juri adalah Chep Joko dari Hotel Royal Victoria, Sriyanti dari Dinas Ketahanan Pangan dan Jemy dari Dinas Kesehatan Kutim.

Disampaikan oleh Sriyanti, salah satu juri dalam lomba ini kriteria penilaian paket lunch box B2SA ini penilaiannya adalah untuk Resep bobotnya 10 persen, Keseimbangan Porsi dan Keberagaman antar Kelompok Pangan pada saat Display bobotnya 30 persen, Citarasa bobot penilaiannya 30 persen.

Juri Lomba Cipta Menu B2SA Kutim, Jemy (kiri), Sriyanti (tengah) dan Chep Joko (kanan).

“Untuk Kreatifitas pengolahan dan penyajian sebesar 20 persen sedangkan kriteria Bernilai Komersial, dalam arti terdapat kesesuaian antara citarasa, tampilan/display dan harga jual bobotnya 10 persen,” ujar Sriyanti.

Dirinya mengatakan, setelah dilakukan penilaian oleh para juri maka Kecamatan Muara Bengkal berhasil meraih juara I dengan total nilai 2.000, disusul Kecamatan Sangatta Selatan dengan total nilai 1.965 dan berhak meraih juara II. Sedangkan juara III diperoleh Kecamatan Sangkulirang dengan total nilai 1.920. Untuk juara Harapan I diraih Kecamatan Telen, juara Harapan II Kecamatan Muara Wahau dan juara Harapan III Kecamatan Bengalon.

Sumarjana, Kadis Ketahanan Pangan Kutim menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Pemenang Lomba Cipta Rasa B2SA.

Sebelumnya Ketua Panitia Ny Farida Eka menyampaikan kegitan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan B2SA untuk meningkatkan kualitas hidup.

Selain itu dirinya menambahkan, tujuannya adalah untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat pada umumnya dan ibu rumah tangga khususnya dalam memilih, menentukan, menyusun menu B2SA berbasis sumber daya lokal.

“Selain itu, untuk membangun budaya keluarga untuk mengonsumsi aneka menu makanan B2SA untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, dengan memanfaatkan potensi pangan yang ada di sekitar rumah (pekarangan),” pungkas Ny Farida. (G-S02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *